Senin, 25 Januari 2010

hikmah

HIKMAH HIDUP 1

Nilai Hidup

Kehidupan manusiawi, adalah satu kehidupan yang
mempunyai nilai khas. Nilai hidup manusia itu
berderajat-derajatdan bertingkat-tingkat, sesuai
dengan besar kecil manfaat hidup itu.

Ada yang berpendapat bahwa hidup itu sekedar nafas dan
gerak.
Ada yang berkata hidup untuk makan Struggle for
live, berjuang untuk hidup. Adapula yang berpikir
botanis, hidup adalah untuk mengembangkan jenis.

Tapi penilaian penyair-penyair lain pula:
“Hidup bukanlah sekedar nafas turun naik, tapi hidup
adalah ilmu dan amal.
Ada juga yang mengatakan :
Bila hidup seseorang kosong dari ilmu dan amal
Takbirkanlah ia empat kali, karena sesungguhnya ia
telah mati.

Penyair lain berkata :
Hiduplah anda sebagai mujahid
Karena hidup itu adalah aqidah dan jihad

Khairil Anwar berkata :
Sekali berarti sudah itu mati

Nilai hidup yang tinggi terletak pada amal, juang,
jasa, dan bakti.
Bila berangkat ke alam baka tanpa jasa
Dan mati tanpa bakti
Hidup ini tiada arti.
Karena itu berilah nilai hidup ini
Hiasi ia dengan jihad dan bakti
Anda akan hidup sepanjang zaman
Sebab manusia dapat menikamti jasa yang anda
tinggalkan

(Abu Asyfairi)
Roda Kehidupan
Suatu hari seorang Murid bertanya kepada Gurunya, “Guru, saya pernah mendengar kisah seorang arif yang pergi jauh dengan berjalan kaki. Cuma yang aneh, setiap ada jalan yang menurun, sang arif konon agak murung. Tetapi kalau jalan sedang mendaki ia tersenyum. Hikmah apakah yang bisa saya petik dari kisah ini?”

“Itu perlambang manusia yang telah matang dalam meresapi asam garam kehidupan”, jelas sang Guru. “Itu perlu kita jadikan cermin. Ketika bernasib baik, sesekali perlu kita sadari bahwa suatu ketika kita akan mengalami nasib buruk yang tidak kita harapkan. Dengan demikian kita tidak terlalu bergembira sampai lupa bersyukur kepada Sang Maha Pencipta. Ketika nasib sedang buruk, kita memandang masa depan dengan tersenyum optimis. Optimis saja tidak cukup, kita harus mengimbangi optimisme itu dengan kerja keras.”

“Apa alasan saya untuk optimis, sedang saya sadar nasib saya sedang jatuh dan berada di bawah,” sang Murid kembali bertanya.

“Alasannya adalah iman, karena kita yakin akan pertolongan Sang Maha Pencipta”, terang sang Guru.

“Hikmah selanjutnya?”, meneruskan tanyanya.

“Orang yang terkenal satu ketika harus siap untuk dilupakan, orang yang di atas harus siap mental untuk turun ke bawah. Orang kaya satu ketika harus siap untuk miskin,” sang Guru mengakhiri jawabannya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar